SYUKUR ADALAH CERMINAN NYATA SEBUAH IMAN
Oleh : Ust.Supriyanto,M.Pd.I
Syukur
adalah sebuah ungkapan yang singkat dan sering kita dengar,bahkan sering pula
kita menyimpulkan bahwa orang yang bersyukur itu adalah orang yang sering
mengucapkan hamdalah ( Alhamdulillahirabbil’alamiin) hal itu memang
tidak salah tetapi syukur dalam perspektif orang yang beriman tentu tidak
sesederhana itu.
Karena orang yang beriman itu sesungguhnya tidak cukup percaya
saja terhadap adanya Allah,atau mempercayai terhadap enam pilar rukun iman itu
saja melainkan iman yang sesungguhnya itu adalah iman yang mempunyai
kualitas,sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي
أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya
: Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [ Qs.Annisa’:136]
Dalam ayat ini Allah berseru kepada
orang yang beriman, dan orang yang sudah beriman itu juga masih diperintah
untuk beriman lagi, hal ini menunujukkan bahwa keimanan seseorang itu bersifat
fluktuatif,dan makna kalimat “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman” maksudnya untuk
mempertahankan keimanan kita serta menumbuhkan dan mengembangkan lagi kualitas
iman kita.
Salah satu bentuk nyata kualitas iman kita adalah dengan cara
bersyukur kepada Allah,syukur dalam perspektif keimanan yang sebenarnya harus
mencakup dua komponen yaitu :
Pertama : Kesadaran untuk memiliki Allah.
Artinya bahwa orang yang beriman harus merasa bahwa hidup ini ada
yang menemani dan mengawasi yaitu Allah swt,sehingga yang ada dalam diri orang
yang beriman adalah yakin ketika orang itu mendapatkan kesuksesan maka
menyadari bahwa hakekat kesuksesan itu
ada peranserta Allah didalamnya sehingga orang yang beriman tidak akan pernah
mengatakan bahwa kesuksesan itu muncul dari dirinya sendiri.
Dengan menyadari bahwa hidup ini
selalu diawasi Allah maka akan menumbuhkan rasa semakin sadar berterima kasih
kepada Allah swt serta semakin semangat untuk memohon dan berdo’a kepada Allah swt.
Intinya bahwa dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari
peran Allah dalam mencapai kesuksesan,tetapi sekalipun Allah selalu berperan
dalam kesuksesan manusia,tetapi Allah tidak akan meminta bagian kepada manusia
atas kesuksesan itu,bahkan jika orang itu bersyukur maka sesungguhnya syukur itu untuk diri mereka sendiri, dan
jika dia kufur ( manusia seluruhnya ) maka Allah sama sekali tidak akan rugi terhadap kekufurnya, firman
Allah swt :
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ
اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ
وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Artinya
: Dan sesungguhnya
telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada
Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".[
Qs.Lukman:12]
Kedua : Kesadaran untuk mengelola diri
sendiri.
Kehidupan manusia ini selalu di hiasi dengan sebuah keinginan,terutama
adalah keinginan yang bersifat materi, karena manusia itu adalah materi
sehingga keinginanyapun selalu yang berkaian dengan materi,bahkan sukses atau
bangkrutnya seseorang biasanya selalu di ukur dengan materi pula,Allah
berfirman
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ
ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ
وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). [ Qs.Ali-Imran:14]
Itulah sesungguhnya
fitrah dasar manusia sehingga ketika
manusia menurutkan keinginanya pasti keinginan
itu akan mengarah kepada dua hal yaitu keinginan untuk memiliki dan keinginan
untuk menikmati.
Keinginan untuk memiliki berarti lebih mengarah kepada sisi
kuantitas ( ingin rumah yang banyak,harta yang banyak,tabungan yang banyak,kendaraan
yang banyak dll).Sedangkan keinginan untuk menikmati berarti lebih menekankan
pada sisi kualitas ( ingin kendaraan yang bagus,ingin makanan yang serba
enak,ingin kehidupanya selalu enak dll).
Jika semua
keinginan itu tidak dikendalikan maka kita akan di kendalikan serta tergantung
kepada keinginan itu sendiri.Padahal perlu disadari sesungguhnya hakekat
keinginan itu adalah sebuah motivasi dan spirit untuk melakukan sesuatu, bukan
merupakan sebuah tujuan akhir dalam kehidupan ini,jika itu yang terjadi maka prinsip
dan pilihan hidup seperti itu akan terbalik secara hakiki.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar :
Posting Komentar